Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Wanita Berusia 65 Tahun Ini Lahirkan Bayi Kembar Empat

foto : frauenzimmer.de
Dalam proses persalinan bayi kembar pada umumnya memang tidak semudah dari apa yang anda bayangkan. Karena proses persalinan bayi kembar, seorang ibu perlu menyiapkan energi yang cukup besar untuk bersalin sebanyak dua kali dalam waktu jeda yang tidak lama, dibandingkan dengan seorang ibu yang melahirkan satu anak. Selalin itu, seorang ibu juga perlu berkonsentrasi lebih agar selalu merasakan pergerakan yang ada dalam janin. Jika seorang ibu memiliki bayi kembar tiga atau persalinan bayi triplet, bisa lebih memiliki risiko karena terjadinya perdarahan yang lebih banyak, sehingga hal demikian bisa membahayakan bagi keselamatan seorang ibu dalam proses bersalin.

Apalagi hal yang satu ini, seorang wanita yang berumur 65 tahun bisa melahirkan bayi kembar empat di sebuah rumah sakit yang berada di Berlin, Jerman. Sebut saja namanya adalah Nyonya Annegret Raunigk, beliau adalah seorang guru bahasa inggris dan rusia di Jerman yang pernah mendapat perawatan tentang kesuburan di Ukrania, dan juga termasuk perempuan tertua di dunia yang melahirkan bayi kembar empat menurut siaran jaringan TV Jerman RTL.

Nyonya  Raunigk melahirkan seorang anak perempuan yang diberi nama Neeta dan tiga anak laki-laki yang diberi nama Dries, Bence, dan Fjonn. Mereka berhasil dilahirkan dengan selamat melalui operasi sesar pada tanggal 19 Mei 2015 dan memiliki berat kurang lebih antara 655 hingga 960 gram. Sedangkan Nyonya Raunigk sebelumnya sudah mempunyai 13 anak yang berumur 9 hingga 44 tahun dan juga sudah menyandang status Nenek karena memiliki 7 orang cucu. Alasan Nyonya Raunigk memutuskan untuk hamil lagi karena anak beliau yang berumur 9 tahun ingin memiliki adik. Hal demikian seperti yang dikatakan oleh Nyonya Raunigk kepada majalah Bild Jerman.

Proses kahamilan Nyonya Raunigk sendiri sebelumnya sudah menjadi perdebatan publik di Jerman, karena usia beliau yang sudah lanjut untuk mengandung dan melahirkan, sehingga hal tersebut bisa menjadi risiko yang barbahaya bagi diri Nyonya Raunigk sendiri. Akan tetapi menurut penjelasan dari juru bicara RTL, beliau mengatakan bahwa kondisi ibu Raunigk dalam keadaan baik dan tidak memiliki risiko medis lagi di paska proses kelahiran anaknya.

Proses kehamilan seperti diatas memang sangat langka dan berisiko, apalagi menyandang setatus hamil di usia yang lanjut, akan sangat berbahaya bagi keselamatan seorang ibu, jika tidak segera ditangani secara medis dan cermat. Akan tetapi disisi lain, bahwa hal tersebut merupakan perwujudan seorang ibu yang begitu besar dalam berjuang agar bisa memenuhi permintaan anaknya, yakni keinginan anak bungsu dari ibu Raunigk yang sudah terwujud untuk memiliki adik.