Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Cara Jitu Mendidik Otak Agar Mahir Multitasking

image: growingedgeadventures.com
Pastinya akan cukup menyenangkan bila anda bisa mengerjakan semua hal dalam satu waktu atau juga kerap dikenal dengan sebutan Multitasking. Dimana para tim peneliti masa kini telah menemukan cara yang cukup ampuh untuk mendidik kinerja otak pada manusia, untuk bisa mahir dalam multitasking ini. Bahkan berdasarkan hasil penelitian tersebut, telah menunjukkan bahwa otak dapat dilatih untuk melakukan segala hal dengan lebih baik. Sehingga dari situ tentunya bisa menjadikan kinerja otak manusia bisa lebih berkualitas.

Perlu diketahui, bahwa untuk menjadikan agar otak bisa mahir dalam melakukan segala hal secara bersamaan, memang tak semudah seperti yang dibayangkan. Namun perlu adanya sebuah latihan yang cukup ekstra. Hal demikian karena untuk melakukan banyak hal dalam satu waktu, biasanya kinerja otak akan saling mengganggu antara pekerjaan satu dengan yang lain. Sehingga hasilnya pun kurang maksimal. Lantas,  apa kiat yang harus dilakukan agar otak mahir dalam Multitasking ini….?

Nah, pada hasil sebuah penelitian yang telah diterbitkan dalam jurnal Proceeding of The National Academy of Sciences, menunjukkan bahwa mengingat adanya ketidakmampuan manusia untuk melakukan banyak hal secara bersamaan, masih menjadi teka teki. Yang mana memang sesuai dengan keterbatasan kapasitas pengolahan otak. Akan tetapi otak juga bisa dilatih untuk bisa melakukan banyak hal dengan lebih baik. 

Hal demikiam berawal dari adanya penelitian, yakni oleh Profesor Paul Dan Dr Kelly, yang berasal dari Fakultas Psikologi Yang ada di University of Queensland School, mencoba untuk menggunakan pencitraan dalam waktu yang sebenarnya. Dimana ia meminta 100 relawan untuk melakukan dua tugas secara bersamaan  agar para tim peneliti bisa melihat pola aktifitas yang dihasilkan.

Kemudian para tim peneliti memberikan tugas pertama kepada para relawan, yakni berkaitan dengan pendengaran. Yang mana para relawan diminta untuk mendengarkan salah satu dari dua suara. Kemudian juga bersamaan dengan tugas kedua, yakni menekan tombol dengan menggunakan satu tangan yang berbeda dengan bagian tangan yang lain ketika mereka diperlihatkan dengan berbagai macam bentuk.  Hal demikian bertujuan agar kapasitas otak mereka bisa meningkat. 

Sedangkan dalam mengukur atau mengetahui akan kecepatan otak dan akurasi mereka , para tim peneliti menggunakan mesin pencitraan resonansi magnetik fungsional, yang berguna untuk menunjukkan atau memperlihatkan akan jumlah aktifitas saraf otak. Dan selama lima hari para relawan tersebut memang dijadikan dua kelompok, yakni satu kelompok relawan menjalani pelatihan Multitasking ini, dan kelompok lainnya melakukan tugas yang lain. Kemudian kedua kelompok tersebut diuji untuk melihat  apakah kecepatan otak mereka bisa meningkat…?. Dimana pertanyaan tersebut memang sudah menjadi hal yang klasik dan menjadi teka teki di ilmu psikologi dan neuroscience. 

Alhasil, dari hasil yang telah diungkapkan oleh Profesor Paul Duk, menunjukkan bahwa mereka yang melalui pelatihan multitasking, bisa melakukan banyak hal secara bersamaan dengan lebih baik. Karena otak yang sudah terbiasa melakukan setiap hal secara terpisah.  Dimana dua pola aktivasi yang berupa tugas petama dan kedua secara terpisah akan bisa lebih baik dalam mengerjakan multitasking. Hal demikian karena antara tugas satu sama lain tidak saling mengganggu.  

Dengan “membagi dan mengatasi” setiap tugas secara terpisah, akan bisa memiliki representasi terpisah di bagian otak. Sehingga hal demikian akan bisa mendorong dan melatih seseorang untuk bisa melakukan banyak hal sekaligus secara lebih baik.  Namun juga perlu diperhatikan agar selalu melatih otak secara tepat dan benar. Cara tersebut di atas juga bisa meningkatkan kualitas kinerja pada otak.