Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

9 Golongan Yang Tak Disapa Oleh Allah Pada Hari Kiamat

image: artbell.com
Jika menilik kembali akan datangnya hari kiamat, maka tidak satu pun orang yang mampu menangkal ganasnya kepedihan dan kesengsaraan yang terdapat pada hari itu. Hal demikian ditumpahkan kepada orang-orang  yang tidak taat kepada tuntunan agama, dan selalu menghambur-hamburkan hidup mereka untuk berbuat dosa. Sehingga Allah SWT tidak melihat mereka dengan pandangan yang penuh kasih sayang, Melainkan memandang mereka semua dengan penuh kemurkaan. 

Ada beberapa golongan yang tidak akan diajak berbicara/disapa oleh Allah di hari kiamat kelak. Dimana beberapa golongan tersebut memang termasuk orang-orang yang berbuat kedzaliman ketika hidup di dunia. Sehingga Allah telah mendiamkan mereka semua, serta memberikan adzab yang amat pedih atas semua dosa yang telah mereka lakukan selama hidup di dunia.

Dalam rangka menuntaskan semua tugas-tugas dan kewajiban yang ada di dunia ini, hendaknya kita semua bisa belajar untuk memiliki akhlak mulia dan tidak sampai menjadi golongan yang akan didiamkan oleh Allah, terlebih lagi pada hari kiamat. ‘’ Na’uudzu billah min dzalik ’’

Dan Inilah sembilan golongan yang tidak disapa oleh Allah SWT pada hari kiamat kelak. 

# Berdasarkan hadits pertama yakni : “ Tiga orang yang tidak akan diajak bicara oleh Allah pada hari kiamat, Allah tidak akan melihat mereka, tidak juga menyucikan mereka dan bagi mereka adzab yang pedih’’. Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wasallam bersabda demikian sebanyak tiga kali. Abu Dzarr berkata, “ Merugi sekali, siapa mereka wahai Rasulullah ?”, Lalu Rasulullah bersabda, “ Musbil (orang yang memakai kain melebihi mata kakinya), dan orang yang selalu mengungkit pemberiannya, dan orang yang melariskan dagangannya dengan sumpah palsu.” (HR. Imam Muslim)

Penjelasannya :

1.Orang Yang Melakukan Segala Sesuatu Dibarengi Dengan Kesombongan
Seperti halnya seseorang yang memakai/mengenakan kain melebihi mata kakinya dalam hadits di atas, maka dapat menjadi contoh bahwa hal itu adalah bagian dari kesombongan. Tentu pada dasarnya semua yang ada di dunia ini hanyalah milik Allah semata. Dan tidak sepatutnya menyombongkan diri atas apa saja yang kita kenakan dan semua amanah yang diberikan oleh Allah kepada kita. Oleh karena itu, Allah telah mendiamkan bagi orang-orang yang memiliki karakter (kesombongan) semacam ini di akhirat kelak. Dan tiada pertolongan serta kasih sayang-Nya di dunia dan akhirat. 

Semoga dari situ kita hendaknya bisa belajar untuk mengemban amanah yang diberikan, baik itu berupa rizki, kedudukan, maupun lainnya. Sehingga kita bisa dimudahkan untuk mencapai keberkahan dalam menjalani hidup dan selalu mendapat ridho Allah SWT. 

2. Orang Yang Mengungkit-ungkit Kembali Mengenai Apa Yang Telah Diberikan
Seseorang yang memberikan segala sesuatu hingga mengungkit-ungkit kembali tentang apa yang telah diberikan, Merupakan salah satu golongan orang yang tidak akan diajak bicara oleh Sang Pencipta di akhirat kelak. Dimana orang yang memiliki sikap seperti ini, akan selalu memberikan segala sesuatu dengan penuh rasa riya’, hingga sampai menyakiti hati orang yang diberi. Maka terhapuslah segala amal baiknya tersebut, dan dihilangkan dari rasa kasih sayang Allah SWT, terlebih lagi pada hari kiamat. 

3. Orang Yang Melariskan Dagangannya Dengan Menggunakan Sumpah Palsu
Berbisnis dengan jalan berdusta dan tidak sesuai dengan apa yang diajarkan oleh agama, memang menjadi salah satu sifat seseorang yang didiamkan oleh Allah di hari kiamat. Dimana orang yang memiliki sikap seperti ini hanya ingin barang yang dijual cepat laku, tanpa memperhatikan akan baik dan tidaknya kepada konsumen setelah membeli barang tersebut.  Baik itu dengan jalan menipu mereka (pembeli), maupun dengan berbagai kedzaliman lainnya. 

Selain itu, golongan orang yang menjalankan bisnis mereka dengan jalan kedzaliman ini, juga akan dihilangkan keberkahan oleh Allah dalam mencari nafkah. Oleh karena itu, berbisnislah dengan jalan yang sesuai aturan agama, yang pastinya akan memberikan keberkahan dan diridhoi oleh Sang Ilahi.

# Berdasarkan hadits kedua yakni : “ Tiga orang yang tidak akan diajak bicara oleh Allah pada hari kiamat dan tidak akan menyucikannya.. Abu Mu’awiyah berkata, “ Dan Tidak akan dilihat oleh Allah’’, Dan bagi mereka adzab yang pedih, yaitu orang tua yang berzina, raja yang suka berdusta, dan orang miskin yang sombong.” (HR Muslim)

Penjelasannya: 

4. Orang Tua Yang Berzina
Zina memang merupakan perbuatan amat keji di sisi Allah SWT. Dan memang sudah sepatutnya jika orang yang melakukan perbuatan zina ini, akan dihilangkan dari kasih sayang Allah pada hari kiamat kelak. Namun Allah akan selalu memberikan kesempatan dan pertolongan bagi hamba yang mau bertaubat, dan belajar untuk selalu menjauhi semua larangan yang telah ditetapkan dalam aturan agama. 

5. Pemimpin Yang Dzalim
Dalam mengemban amanah Allah SWT sebagai seorang pemimpin, Baik itu pemimpin dalam keluarga, negara, dan lainnya, memang sudah sepantasnya memiliki kejujuran, bijaksana, dan rasa tanggung jawab yang tinggi. Seorang pemimpin yang adil memang diberikan derajat yang tinggi di dunia dan di akhirat kelak oleh Allah SWT. Namun hal demikian memang sepadan dengan cobaan atau ujian bagi seorang pemimpin itu sendiri dalam mengemban amanat dari Allah SWT. 

Dan jika seorang pemimpin tidak bisa mengemban amanat yang diberikan, Tapi malah memiliki sikap yang sebaliknya yakni berdusta, tidak adil, dan tidak bijak dalam mengambil keputusan, maka mereka juga termasuk orang yang didiamkan pada hari kiamat kelak. Dan mereka juga dihilangkan dari rasa kasih sayang Allah, serta mendapat adzab yang amat pedih. 

6. Orang Miskin Yang Sombong
Ketika seorang yang miskin diberikan sebuah kenikmatan oleh Allah SWT, namun ia tidak bisa menerima kenikmatan tersebut dengan sebaik-baiknya, Dan malah menggunakan kenikmatan tersebut dengan penuh kesombongan, maka mereka juga termasuk golongan yang tidak akan diajak bicara dan tidak mendapat kasih sayang  Allah pada hari kiamat kelak. Melainkan kemurkaan Allah akan datang kepada mereka. 

# Berdasarkan hadits ketiga yakni : “ Tiga orang yang tidak akan diajak bicara oleh Allah pada hari kiamat, Allah tidak akan melihat mereka, Tidak juga menyucikan mereka dan bagi mereka adzab yang pedih. Seseorang yang mempunyai kelebihan air di padang pasir, namun ia mencegahnya dari Ibnu sabil yang membutuhkannya. Dan orang yang berjual beli dengan orang lain di waktu ‘Ashar, lalu ia bersumpah dengan nama Allah bahwa ia mengambilnya segini dan segini, lalu orang itu mempercayainya padahal tidak demikian keadaannya. Dan orang yang membai’at pemimpinnya karena dunia. Bila ia diberi (sesuatu) oleh pemimpin, ia melaksanakan bai’atnya, dan bila tidak diberi maka ia tidak mau melaksanakan bai’atnya.” (HR. Imam Bukhari dan Muslim)

Penjelasannya:

7. Orang Yang Bersumpah Palsu Dalam Hal Jual Beli di Waktu Ashar
Waktu Ashar memang merupakan salah satu waktu yang dimuliakan oleh Allah SWT.  Dimana ketika ada seseorang yang bersumpah palsu dalam jual beli demi mengambil/memeras harta orang lain, terlebih lagi di waktu Ashar ini, Maka Selain adzab yang begitu pedih, mereka pun juga tidak akan mendapat pertolongan serta didiamkan oleh Allah di hari kiamat kelak. Oleh karena itu, semoga kita bisa terhindar dari karakter/sikap yang merugikan orang lain dan dapat merusak keimanan ini.

8. Orang Yang Memiliki Sifat Kikir, Hingga Mencegah Orang Miskin Untuk Mendapat Nikmat
Dalam hadits yang ketiga di atas memang mengibaratkan seperti : Orang yang memiliki kelebihan air di padang pasir, namun mencegahnya dari orang yang membutuhkannya. Ini hakikatnya seperti orang yang memiliki sifat kikir yang tinggi, hingga sampai mencegah orang yang kurang mampu untuk mendapatkan nikmat.  Sehingga golongan orang yang semacam ini, juga tidak disapa oleh Allah SWT pada hari kiamat kelak, dan laknat Allah yang amat pedih akan datang menimpa mereka.

9. Orang Yang Membai’at Pemimpin Karena Kepentingan Duniawi
Membai’at seorang pemimpin memang sudah merupakan kewajiban kita semua. Namun hal demikian juga harus dibarengi dengan rasa penuh keikhlasan dan mengharap ridho Sang Ilahi. Dalam membai’at maupun memilih seorang pemimpin haruslah dilandaskan dengan ketulusan hati. Serta  bisa memilih pemimpin yang memang mumpuni untuk menjadi pemimpin, adil, dan jujur. Dan jika ada seseorang yang membai’at maupun memilih pemimpin hanya karena kepentingan duniawi (dengan syarat imbalan misalnya), maka mereka juga termasuk orang yang didiamkan oleh Allah SWT pada hari kiamat kelak serta tertutup dari pertolongan-Nya.