Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Beginilah Dampak Buruk Stres Bagi Kecantikan Anda

(Gambar: strategicpsychology)
Mungkin stres cenderung berdampak buruk pada kesehatan mental. Tapi siapa sangka permasalahan ini ternyata mampu menimbulkan dampak buruk terhadap kesehatan kulit. Mengapa..? timbulnya stres tinggi yang tak terkendali, bisa jadi menimbulkan tampilan kulit semakin memburuk. Dalam American Academy of Dermatology, seorang dokter kulit dari University of Miami Miller School of Medicine, Florida bernama Flor A. Mayoral, MD, mencoba mempelajari adanya keterkaitan stres terhadap kulit, kuku, dan rambut di tubuh. Beliau telah melihat bagaimana stres mampu meningkatkan produksi hormon kortisol, sehingga mengganggu indahnya penampilan. 

Kalau sampai stres berpengaruh pada peningkatan hormon tersebut, boleh jadi perkara itu akan mampu memicu peradangan, pada akhirnya tidak menutup kemungkinan tubuh terserang banyak masalah. 

Jadi , dampak buruk stres bukan hanya berpengaruh pada psikologi dan kesehatan tubuh saja. Bahkan kondisi tersebut akan berurusan dengan masalah dermatologi. Itu semua juga selaras dengan hasil penelitian sebelumnya dalam Archives of Dermatology, menemukan bahwa stres mampu berdampak buruk terhadap fungsi penghalang kulit, sehingga membuat kulit kehilangan cairan yang berguna memperbaiki dirinya sendiri saat terjadi cidera / luka. 

Lantas, apa saja dampak buruk stres bagi kecantikan tubuh..?

1. Mengganggu Fungsi Normal Kulit
Memiliki kulit normal / sehat tentu menjadi dambaan semua orang bukan…? tapi kulit yang normal juga belum tentu selalu sehat. Ketika kulit terkena dampak stres, berkemungkinan besar untuk timbul jerawat. Sementara bagi tipe kulit sensitif akan rentan terkena rosacea, psoriasis, dan eksim. Karena meningkatnya hormon stres dapat menjadikan kulit sulit sekali mempertahankan cairan, sehingga membuatnya mudah dehidrasi maupun kusam. Menurut penjelasan Dr. Mayoral menunjukkan, ketika seseorang sedang stres, pastinya tubuh akan melepaskan hormon kortisol ke dalam aliran darah, sehingga menyebabkan kulit berminyak, timbulnya ruam serta jerawat. 

2. Mempercepat Penuaan Dini
Stres ternyata mampu meningkatkan risiko penuaan dini. Berdasarkan hasil studi dalam Proceeding National Academy of Sciences, di mana para peneliti meyakini bahwa stres dapat lebih memperpendek telomere  ( struktur di dalam sel ) DNA. Ketika sel DNA cepat memendek, mengacu hasil studi sebelumnya oleh Dr Owen Wolkowitz bersama rekan-rekannya di University of California, San Francisco, menunjukkan terdapat hubungan erat mengenai stres dengan risiko penuaan dini serta penyakit kronis. 

3. Rambut Mudah Rontok
Stres tidak hanya membuat tubuh cepat mengalami penuaan, tapi mereka bisa mengganggu pertumbuhan rambut, sampai mengarah pada kasus rambut rontok serta kebotakan. Mengapa bisa demikian…? Jelas, kalau tingkat stres meningkat, selain menyebabkan pembuluh darah semakin mengerut, juga akan menghalangi pasokan oksigen, nutrisi, vitamin ke folikel rambut.


Sesuai apa yang dijelaskan oleh Dr. Mayoral, beliau percaya stres mungkin menjadi alasan utama mengapa pria dan wanita banyak kehilangan rambut mereka.  Karena ketika seseorang sedang stres, mereka bisa masuk pada fase Telogen Effluvium. Di mana dalam fase ini masalah rambut rontok sering kali terjadi.

Selain setres berdampak pada kerontokan rambut, penuaan dini, dan kesehatan kulit, mereka juga dapat memengaruhi kualitas tidur, memicu kerusakan pada kuku, karena orang yang sedang stres cenderung menggigit jari jemari mereka, dikarenakan stres mampu mengembangkan perasaan gugup. 

Maka dokter Mayoral pun menyarankan : Anda semua dapat mengatasi gejalanya, agar dampak buruk stres tak sampai menjalar pada permasalahan serius. 

1. Lakukan latihan atau bermeditasi
2. Hindari mandi dalam kondisi air masih panas
3. Seusai mandi segeralah melembabkan kulit
4. Jika diperlukan, gunakan tabir surya untuk menjaga kesehatan kulit

Ditulis Oleh : Arbamedia.com  / Rah. W
Referensi : sciencedaily.com, sheerluxe.com, American Academy of Dermatology