Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Menderita Alergi Semua Benda, Ternyata Ini yang Terjadi

(Gambar: gofundme.com/johannawatkins)
Alergi mungkin lumrah saja terjadi pada kita. Bahkan sebagian kita pun mungkin mengalami alergi pada beberapa hal tertentu, seperti  alergi debu, dingin, seafood, santan, dan keadaan gelap. Bagi penderita alergi, biasanya tubuh akan memberikan respon berbeda-beda tergantung jenis alergi tersebut.
 
Layaknya alergi seafood, bisa jadi mereka merasakan pusing atau bahkan iritasi pada kulit. Begitu pula alergi udara dingin, tentu dapat memberikan respon negatif tertentu. Guna menghindari semua persoalan itu, pastinya seseorang akan benar-benar berjuang kuat agar mampu menghindari dampak buruk alergi. 
 
Sebenarnya, alergi merupakan respon sistem kekebalan tubuh, bereaksi secara berlebihan terhadap alergen. Alergen bisa berupa debu, suhu, asap, dll. Saat alergen terdeteksi, sistem imun akan memproduksi zat Immunoglobulin E ( IgE ), kemudian mengirimnya kepada sel - sel tubuh untuk bereaksi secara kimiawi. Sehingga menyebabkan symptoms berlebihan terjadi di area hidung, paru-paru, hati, telinga, perut bahkan kulit. 
 
Namun bagaimana jika tubuh mengalami alergi terhadap segala benda..? Bukan tidak mungkin tubuh terkena alergi benda, karena seorang wanita bernama Johanna Watkins berumur 29 tahun, telah mengalami alergi benda. Sampai-sampai sang suami menyiapkan satu kamar khusus di rumah mereka untuk menjauhkan istrinya dari segala benda yang membuatnya alergi. Bahkan menerapkan sistem tekanan udara positif agar ruangan dapat terjauhkan dari alergen, mengontrol bau benda seperti cat, pipa, dan lantai baru di ruangan istrinya. Sebelumnya, ketika pertama kali sang istri memasuki rumah baru yang direnovasi, ia tergeletak dan pingsan seketika. Berdasarkan keterangan sang suami, ternyata istrinya tidak kuat mencium bau pipa yang masih baru.
 
Menurut penjelasan dalam Fox 9 melaporkan, akibat alergi benda itu, telah membuat Johanna tinggal di atas tempat tidur yang dibungkus plastik dengan menyegel semua jendela yang ada. Sementara Scott sebagai suaminya, tinggal di lantai bawah sehingga hanya bisa menemui istrinya saat melakukan kontrol / janji temu bersama sang dokter. Bukan hanya alergi benda, Johanna juga alergi terhadap orang tuanya. Namun anehnya, ia tidak alergi dengan kedua adiknya. 
 
Setelah mengalami salah diagnosis selama 30 kali, barulah pada tahun 2015 dia dinyatakan mengidap sindrom aktivasi sel mast (MCAS). Diterangkan bahwa, sindrom yang dideritanya menyebabkan sel-sel tubuhnya melepaskan reaksi kimia yang salah kepada sistem kekebalan tubuhnya. Sehingga memiliki reaksi Hipersensitivitas terhadap benda - benda yang dianggap sebagai ancaman. Setelah didiagnosa mengidap sindrom itu, kini alerginya makin menjadi - jadi dan bisa datang secara tidak menentu. 
 
Sekarang Scott tak hanya mengamankan jendela ruangan di mana sang istri tinggal. Tapi hampir seluruh jendela rumah telah ditutup rapat. Scott sendiri mengungkapkan perasaannya atas masalah alergi istrinya tersebut, “ Kehidupan ini terasa begitu tidak biasa bagi ku, segala yang bisa aku lakukan hanyalah mensyukuri dan tetap berharap, meski terkadang aku merasa begitu tertekan, stres, dan begitu sedih ”. Perlu diketahui, bahwa  alergi yang dialami istrinya itu memang baru saja diderita setelah menikahi sang suami. 
Ditulis Oleh : Arbamedia.com  / Herry. W
Referensi : gofundme.com/johannawatkins, foxnews.com, webmd.com, aaaai.org