Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Ternyata, Restoran Ini Menyajikan Menu dari Sampah

Freegan Pony, Prancis (Gambar: Pri.org)
Restoran mungkin sudah menjadi gaya hidup universal bagi kita orang Indonesia. Karena kebanyakan kita sudah tidak hanya memilih warung atau warteg untuk tempat menikmati makan siang, atau hanya sekadar berkumpul dengan teman dan kolega. Selain konsep kebanyakan restoran terlihat unik, rapi, bersih, dan lebih berkelas, umumnya kita juga memilih restoran karena menu / hidangan yang disajikan.

Tapi bagaimana jadinya kalau hidangan tersebut berasal dari bahan - bahan yang sudah layak berada di tempat sampah? Nah, berikut  beberapa restoran yang menyajikan hidangan dengan bahan berasal jauh dari apa yang kita pikirkan.

- InStock, di Amsterdam
Gambar: awesomeamsterdam
InStock mungkin bukan restoran termewah dan paling berkelas di Amsterdam. Tapi jika Anda mengunjungi negeri kincir angin ini, mungkin akan penasaran untuk mengunjungi InStock, hanya sekadar mencicipi  makanan yang sebenarnya sudah tak patut dikonsumsi. 

Tapi dengan ide kreatifnya, InStock mencoba hal baru menyajikan menu berasal dari bahan sisa makanan itu. Tidak heran jika Anda akan merasakan sajian serta pilihan menu yang tidak pernah sama. Karena di sini, koki harus memasak  dari bahan tak terduga. Semua masakan yang tersaji, tergantung dari bahan apa yang bisa mereka temukan.

Lantas, dari mana bahan - bahan masakan InStock di dapat..?

Meski terlihat seperti sampah, tapi sajian makanan di restoran InStock tetaplah sehat. Karena tidak diambil dari tempat sampah atau pun tempat pembuangan lainnya seperti yang Anda bayangkan. Bahan masakan InStock diambil dari berbagai Vendor ( kalau di Indonesia seperti toko penjual bahan makanan ), tapi mereka tidak bisa menjual produknya, baik makanan atau minuman.  

Sehingga para koki di restoran ini justru merasa tertantang untuk berkreativitas dengan bahan “ seadanya ” tersebut, untuk tetap menyajikan hidangan terbaik. Maka tidak heran jika di restoran Instock terdapat banyak makanan  yang belum pernah dilihat di tempat lain. 

Selain berasal dari vendor - vendor, menu di InStock juga bergantung pada musim yang ada di sana. Saat musim hujan misalnya, terdapat banyak daging tidak habis terjual karena musim yang tidak memungkinkan. Kemudian para koki membuatnya menjadi Barbeque yang tak kalah nikmat rasanya. Dari situ InStock memiliki banyak daging yang diolah jadi Barbeque, untuk disajikan di restoran mereka. 

- Freegan Pony di Paris
Gambar: Pri
Beranjak dari negeri kincir angin, berikutnya kita akan menuju kota Fashion, Paris. Di mana terdapat restoran ‘’ jauh lebih ekstrim ” dengan menyajikan makanan sudah lama tidak terjual, namun masih bagus untuk dikonsumsi. Atau mereka menyebutnya “ too old to sell, but still good to eat “.

Terletak di bangunan bekas berada di bawah sebuah jalan raya, dengan hanya bermodalkan meja kayu dan kursi memanjang untuk menyajikan makanan. Freegan Pony melayani puluhan pelanggan setiap malamnya. Beroperasi 4 hari dalam seminggu, Freegan Pony menjadi salah satu pilihan bagi sebagian kalangan masyarakat Paris. 

Dinamakan tempat makan Freegan, guna menunjukkan ide dasar sang kepala restoran, yakni Aladdin Charni yang bersikeras memerangi pembuangan sisa makanan. Ia pun memilih untuk mengolahnya menjadi makanan lebih berguna, atau biasa disebut dengan paham Freeganisme. Charni sendiri bekerja sama dengan beberapa koki / juru masak berstatus pegawai dan dibayar. Ada pula beberapa anggota tim lain yang berstatus sukarelawan. 

Mungkin dari semunya itu, Anda bisa belajar agar mampu lebih menghargai makanan. sehingga tidak sampai membuangnya sia-sia. Karena jauh di luar sana, masih banyak orang ingin merasakan hidangan seperti yang kita santap. Be wise!
Ditulis Oleh : Arbamedia.com  / Herry. W
Referensi : pri.org, businessinsider.co.id, globalcitizen.org