Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Inilah 7 Pertanyaan Iblis Kepada Tuhan

image: 7-themes.com
Sekian lama menjadi orang yang “baik” bukanlah penentu kesempurnaan iman. Sebab manusia secara terus-menerus selama hidupnya tidak akan lepas dari godaan Iblis, karena itu perlakuan Iblis di persada bumi. Iblis mendapatkan tangguhan atau kesempatan untuk menggoda manusia, Oleh karena itu manusia harus terus berhati-hati, serta meningkatkan iman dan ilmu agar tidak termakan bujuk rayunya.

Iblis dengan segala hujatan yang melekat kepadanya, kita pun bisa mengambil hikmah dari kisahnya. Saat Tuhan memerintahkan kepada Iblis untuk bersujud kepada Nabi Adam, kemudian Iblis menolak, Sebagaimana Firman Allah SWT Al-Baqarah ayat 34 :
“Dan (ingatlah) ketika Kami berfirman kepada para Malaikat, "Sujudlah kamu kepada Adam"
Maka sujudlah mereka (Malaikat) kecuali Iblis, dia adalah dari golongan jin, maka ia mendurhakai perintah Tuhannya”. Dari kisah inilah cerita umat manusia dimulai. 

Kisah ini menjadikan Iblis teramat hina. Iblis dihujat karena perlakuannya yang menentang perintah Allah SWT. Tapi tidak demikian bagi Iblis sendiri, ia memiliki tujuh alasan terhadap takdir yang dijalaninya. Demikian Ibnu Qayyim Al-Jauziyah menukil kisahnya. 

1. Allah tahu jika saya akan melakukan pembangkangan, Lantas kenapa Allah menciptakanku ?

Hal ini patut untuk kita jadikan pelajaran. Setiap pembangkangan akan berujung pada Murka. Iblis adalah seorang ahli ibadah sebelum pembangkangannya. Bila diibaratkan, seseorang yang “membangkang” kepada pemimpinnya, pastilah pemimpin akan marah. Kemudian,  Iblis tidak belajar kepada Malaikat yang sebelumnya “mengkritik” saat Tuhan ingin menciptakan manusia di bumi, Tapi Malaikat tetap patuh kepada-Nya. Allah menjawabnya dengan “inni a’lamu mala ta’lamun”, yang artinya: Sesungguhnya Aku (Allah) lebih tahu apa yang tidak kamu ketahui.

2. Kenapa Allah menugaskanku untuk mengenal-Nya dan taat kepada-Nya ?

Al-Isra ayat 94, “Dan tidak ada sesuatu yang menghalangi manusia untuk beriman tatkala datang petunjuk kepadanya...”. Allah adalah zat yang Maha Kuasa, dengan segala kehendakNya. Tiadalah satu pun hamba yang tidak diuji kecintaannya kepada Allah, demikian Allah memerintahkan kepada Iblis untuk taat kepada-Nya. Namun karena Iblis membandingkan dirinya yang dari api, dan Adam dari tanah, hingga Iblis melakukan pembangkangan. Allah berfirman ‘’inna akramakum indallahil atqakum (Al-Hujurat:13), artinya: Sesungguhnya yang paling mulia di sisi-Ku adalah orang-orang yang bertakwa.


3. Mengapa Allah menugasiku untuk taat kepada Adam dan sujud kepadanya?

Sejatinya, bukan hanya Iblis yang mengalami demikian, Dengan kisah ini kita bisa memetik pelajaran. Allah mencintai hamba-hamba yang senantiasa mencintai-Nya, kemudian Allah menciptakan kecintaan lain berupa laki-laki untuk perempuan, dan perempuan untuk laki-laki, selain itu emas, perak, anak dan sebagainya. Kemudian Allah “memerintahkan” untuk tidak dipersekutukan atau di duakan dengan apapun itu, apalagi hal-hal yang berupa duniawi. Allah SWT berfirman “Dan tiadalah kehidupan dunia ini, selain dari permainan dan senda gurau belaka” ,(Surah Al-An'am ayat 32). Demikian halnya dengan Iblis yang di “uji” oleh Allah, berupa “sujud” kepada Adam, agar cintanya teruji.

4. Mengapa engkau melaknatku dan mengeluarkanku dari surga, karena tidak mau sujud pada Adam? 

Ada cinta yang berlebihan, tetapi tidak dikuatkan dengan ketaatan. Hingga terjadilah pengabaian terhadap syariat. Sebagian umat yang merasa telah menemukan makrifat atau ibarat telah ‘’menyatu’’ dengan Sang Khaliq mengabaikan perintahNya, dan tidak menjauhi larangan-Nya. Iblis cinta, tetapi tidak taat kepada Allah SWT.

5. Mengapa Allah memberiku jalan untuk bisa masuk ke dalam surga?, Sehingga aku bisa menggoda Adam untuk memakan buah dari pohon terlarang.

Tiadalah Allah mengingkari janji-Nya. Iblis meminta penangguhan dan diberikan oleh Allah, kemudian nabi Adam tidak mawas diri hingga termakan tipu daya iblis. Nabi Adam memakan buah terlarang yang menyebabkannya keluar dari surga. Kita bisa belajar dari kisah ini, seseorang haruslah menepati janjinya, sebagaimana Allah menepati janji-janji-Nya. Meskipun ada seseorang telah membangkang, menyakiti, tidak patuh, bahkan menghianati kita sekalipun. Kita harus tetap menepati ‘’janji baik’’ kita, Karena janji adalah hutang.

6. Mengapa Allah memberiku kekuatan untuk menggoda Adam berserta anak keturunannya?, Sementara mereka tidak bisa menjangkau-ku, dan aku lebih leluasa untuk menggoda mereka.

Anak adalah permata dunia, pengindah mata, dan penenang jiwa. Namun betapa banyak anak yang terabaikan oleh orang tuanya, sehingga anak lepas kendali dan keluar dari ajaran agama. Betapa anak sangat mudah terpengaruh oleh lingkungan yang di dalamnya godaan-godaan Iblis bekerja. Sebagaimana Firman Allah yang berbunyi, ‘’qu anfusikum wa ahlikum naraa “, : jagalah dirimu dan keluargamu dari api neraka” (At-Tahrim:6)

7. Mengapa ketika aku meminta penangguhan kepada Allah, dan Allah memberikan penangguhan itu?. Padahal ketika aku dibinasakan, niscaya tidak akan ada kejahatan di dunia.

Allah Maha pengasih dan Penyayang. Pembangkangan yang dilakukan Iblis kepada Allah, tidak menjadikannya serta merta dihancurkan, namun diberikan penangguhan atau kesempatan kepada Iblis. Sungguh hanya Allah lah yang Maha Tahu terhadap apa-apa yang Ia rencanakan. Pelajaran yang bisa kita petik dari sini, Iblis melakukan pembangkangan sementara Tuhan masih memberikan penangguhan. Maka dosa apakah yang dilakukan manusia, jika azab Allah serta merta menghancurkan wilayah, Membinasakan manusia sedemikian rupa. Marilah merefleksi diri.

Kemudian terlepas dari segala sisi ke “iblisan” yang kita kenal. Pernyataan di atas yang diajukan iblis mengenai gugatannya penting untuk kita renungi. Apa hikmah yang terkandung di dalamnya?, Salah satu dosen Universitas Islam di Jawa Timur, Prof. Dr. Djamaluddin Miri, Lc., M.Ag, Pernah mengatakan dalam kuliah umum perihal iblis, beliau mengatakan, “bukan karena kesombongan Iblis dengan ketaatannya, sehingga ia berani melawan Tuhan, bukan pula soal kecintaan semata. Tetapi lebih dari itu, Ada ketakutan ketika Iblis sujud kepada Adam, Maka iblis akan menggagalkan rencana Tuhan”. Namun tetaplah Allah yang maha penentu akan segala keputusan-NYA. wassalam....
Penulis : Acca / Arbamedia