Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Peran Pesantren Dalam Meningkatkan Moral Generasi Bangsa

image: safaandmarwa.ca
Era globalisasi adalah era yang penuh dengan persaingan teknologi yang menuntut manusia untuk lebih berkembang, khususnya dalam hal ilmu pengetahuan. Namun penguasaan ilmu pengetahuan tanpa dibarengi dengan moral yang baik, akan memberikan dampak yang buruk bagi bangsa ini. Oleh karena itu, perlulah sebuah pendidikan yang dapat mencakup keduanya. Sehingga tidak hanya ilmu pengetahuan yang dikuasai, Namun juga pengendalian moral yang baik demi pemanfaatan ilmu pengetahuannya secara bijak.

Dewasa ini bangsa Indonesia seolah-olah sedang berada pada posisi yang sangat rapuh. Berbagai permasalahan kian menjamur mengotori bangsa ini. Hal ini sesungguhnya disebabkan oleh kondisi moral dan etika masyarakat yang sudah mengalami kemerosotan. Kerapuhan moral dan etika bangsa ini makin terlihat jelas ketika persoalan demi persoalan bangsa semakin hari tidak semakin hilang, Namun justru semakin meningkat tajam. Mulai dari kasus kekerasan antar kelompok, ketidakadilan sosial dan hukum, hingga budaya korup penguasa yang makin menggurita.

Penyebab rusaknya moral bangsa saat ini adalah pengaruh budaya luar, kurangnya penanaman nilai-nilai agama, dan sistem pendidikan yang hanya identik mengedepankan ilmu duniawi saja. Ketiga hal di atas mungkin hanyalah penyebab dasar, Dan masih banyak lagi penyebab-penyebab lain yang mengakibatkan moral bangsa ini merosot. Tetapi, untuk memperbaiki moral bangsa Indonesia mungkin cukup dengan menghilangkan 3 penyebab di atas saja. 

# Pendidikan di Indonesia 
'' Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya. Serta untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan. ( UU RI No. 20 Tahun 2003, Tentang Sistem Pendidikan Nasional. ) ''

Pendidikan yang diterapkan di Indonesia saat ini masih menitik beratkan kepada penguasaan kurikulum, dibandingkan dengan pembentukan karakter. Hal ini menyebabkan terbentuknya generasi bangsa yang ahli pikir, namun terbelenggu dalam kerendahan moral. Meskipun pemerintah telah menerapkan kurikulum pendidikan berkarakter, namun dampak yang dirasakan belum mampu membebaskan generasi bangsa dari belenggu rendahnya moralitas. Hal itu dikarenakan minimnya pengawasan dari guru ataupun pihak-pihak sekolah lainnya.
  
Oleh karena itu, perlulah sebuah pendidikan yang mampu mempertahankan dan mengembangkan karakter yang dapat menjadi teladan bagi yang lainnya. Sebab pada dasarnya, untuk menjadi individu yang bertanggung jawab di dalam masyarakat, Maka setiap individu harus mengembangkan berbagai macam potensi yang ada dalam dirinya. Terutama mengokohkan moral yang akan menjadi panduan bagi praksis mereka dalam lembaga.

# Penerapan Pendidikan Karakter di Pesantren bagi Santri  
Pondok pesantren sebagai salah satu lembaga pendidikan yang tumbuh dan berkembang di tengah-tengah masyarakat, Sekaligus memadukan unsur-unsur pendidikan yang amat penting. Pertama, ibadah untuk menanamkan Iman dan Takwa terhadap Allah SWT. Kedua, Tablig untuk menyebarkan ilmu. Ketiga, amal untuk mewujudkan kemasyarakatan dalam kehidupan sehari-hari.
  
Dalam sejarahnya, perkembangan pondok pesantren memiliki sistem pendidikan dan pengajaran yang klasik. Penyelenggaraan sistem ini berbeda-beda antara satu pondok pesantren dengan pondok pesantren lainnya. Ada sebagian pondok pesantren yang masih mempertahankan sistem pendidikan semula. Namun kebanyakan pondok pesantren saat ini semakin berubah, Karena dipengaruhi oleh perkembangan pendidikan di tanah air, Serta tuntutan dari masyarakat di lingkungan pondok pesantren itu sendiri. 
  
Sebagai pendidikan tertua di Indonesia, pesantren tidak hanya menyelenggarakan pendidikan berciri khas keagamaan saja. Tetapi lebih jauh dari itu, pesantren juga memainkan peran lebih sebagai basis dan benteng tangguh yang akan menjaga dan memperkukuh etika serta moral bangsa. Melihat hakikat pendidikan di pesantren yang mencoba mengajarkan akan pentingnya akhlak atau pun moral yang efisien, dikarenakan sekurang-kurangnya pesantren telah memainkan peran sebagai berikut :

Yang pertama adalah membentuk kepribadian lewat penerapan pendidikan Islam. Peran kultural pesantren telah diakui oleh banyak pihak bahkan sampai sekarang. Hal ini bisa terjadi karena sistem pendidikannya yang benar-benar memperhatikan pendidikan etika dan moral yang tinggi. Yakni melalui nilai-nilai Islam yang diajarkan, beberapa contoh yaitu Tawadhu’, Tirakat, Istiqomah, Khidmah, dan lain sebagainya. 

a. Tawadhu’ ( ketaatan )
Di pondok pesantren, seluruh santri patuh dan taat dengan apa yang ‘’didawuhkan’’ oleh Sang Kyai mereka. Segala peraturan yang dilarang keras oleh Kyai-nya tidak akan dilakukan oleh mereka. Di sinilah mereka diajarkan untuk taat akan peraturan.

b. Tirakat ( kesederhanaan )
Santri selalu diajarkan hidup sederhana dan berkecukupan di pesantren. Seperti halnya makan dan minum secukupnya, pakaian seadanya, dan tidur hanya beralaskan tikar. Dalam hal ini, mereka diajarkan akan kesederhanaan.

c. Istiqomah ( kedisiplinan )
Segala sesuatu yang dilakukan oleh santri selalu berlandaskan keistiqomahan, Sebab semuanya telah terjadwalkan. Seperti contoh sholat 5 waktu, dzikir, dan ta’lim. Karena telah terjadwal dengan rapi, maka mereka diajarkan akan kedisiplinan.

d. Khidmah ( Keikhlasan dan kepedulian )
Selama menjadi seorang santri pastinya pernah mengamalkan ilmunya, baik untuk temannya sendiri atau pun adik-adik kelasnya. Dari sinilah proses keikhlasan dan kepedulian dalam mengamalkan ilmu terbentuk.

Sebenarnya, masih banyak lagi nilai-nilai moral yang terkandung dalam pendidikan agama Islam yang diterapkan di pondok pesantren. Sebab munculnya agama Islam adalah untuk memperbaiki akhlak ataupun moral umat manusia. 

Yang kedua, pemantauan dalam penerapan pendidikan karakter sangat ditekankan.  Sebagai lembaga pendidikan yang berciri khas keagamaan, Maka melalui sifat dan bentuk pendidikan yang dimilikinya, Pesantren mempunyai peluang lebih besar dalam menerapkan pendidikan karakter secara efektif dibandingkan dengan lembaga pendidikan lain. Hal ini dikarenakan, santri diwajibkan menetap di lokasi pesantren dan akan selalu dipantau oleh ustadz-ustadz mereka sepanjang hari. Berbeda dengan lembaga pendidikan yang pengawasannya hanya berada di kawasan sekolah saja. Yang mana jika murid sudah meninggalkan kawasan pendidikan tersebut, Maka sudah tidak ada lagi pengawasan dari pihak sekolah. Mereka akan bebas berbuat apapun semaunya.  
  
Yang ketiga adalah sebagai benteng moralitas bangsa. Pesatnya kemajuan teknologi dan arus globalisasi telah melahirkan berbagai masalah-masalah baru. Seperti meningkatnya tindak kriminalitas, pembunuhan dan perampokan, meningkatnya kenakalan remaja, pergaulan bebas dan prostitusi, serta merosotnya kepedulian sosial masyarakat. Pesantren adalah lembaga pendidikan agama yang menitikberatkan mengenai masalah-masalah etika dan moral. Yaitu dengan benar-benar menyaring segala hal mengenai perkembangan sosial dan budaya, Yang disebabkan oleh arus globalisasi yang semakin deras.

Oleh sebab itu, Hal-hal yang dapat merusak pola pikir dan budaya generasi bangsa Indonesia dapat dicegah dengan penerapan pendidikan karakter, khususnya di pesantren. Sebab tiga peran penting pesantren di atas tidak akan diterapkan di lembaga pendidikan lain. Walaupun diterapkan, Kecil kemungkinan terlaksana dengan maksimal, dikarenakan situasi dan kondisi yang kurang memungkinkan. 

Maka dari itulah, Pesantren adalah jalan alternatif untuk mencetak generasi-generasi yang berkarakter. Dan pada akhirnya dapat membangun bangsa menuju jalan yang lebih baik.