Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

12 Kesalahan Fatal Dalam Mengatur Keuangan

image: longtermforex.com
Kemampuan setiap orang dalam mengatur keuangan dengan baik dan efektif, tentu sudah menjadi hal yang harus diterapkan. Namun tidak sedikit juga orang yang sering kali masih melakukan keteledoran dalam mengolah pendapatan mereka. Padahal bila dilihat dari jumlah pemasukan yang ada, sudah bisa dikatakan cukup, bahkan lebih untuk memenuhi kebutuhan hidup setiap hari. 

Akan tetapi dari hasil yang mereka dapatkan, tak satu rupiah pun dari jumlah pendapatan yang bisa disisipkan atau ditabung. Bahkan terkadang juga mereka masih saja mengalami minus dalam memenuhi kebutuhan ini. Sehingga rasa bingung dan resah sering muncul di tengah-tengah kehidupan mereka.

Mengingat kondisi yang seperti ini, memang sangat memprihatinkan bukan…?. Nah, Bila kita simak dari kesuksesan setiap orang dalam mengatur dan mengolah pendapatan yang dihasilkan, pasti akan menghindari akan hal-hal yang menjadikan keuangan mereka tak terkontrol dengan baik. Maka dari situ, tentu ada beberapa hal yang  merupakan pantangan yang harus dihindari dalam mengatur keuangan. 

Dan mungkin saja bagi orang yang masih kerap teledor dalam mengolah pemasukan yang telah didapat, Bisa saja masih melakukan suatu hal yang menjadikan keuangan mereka tak terkendali. Maka, agar proses pengolahan pendapatan terhadap hasil kerja bisa lebih baik dan efektif, setidaknya anda bisa mengetahui beberapa kesalahan fatal dalam mengatur keuangan yang harus dihindari.

1. Sering belanja barang tanpa melihat prioritas
Kurangnya seseorang mengontrol keuangan yang ada, sehingga menjadikan mereka kerap membelanjakan barang, namun tanpa melihat akan suatu hal yang diprioritaskan terlebih dahulu. Sehingga pada akhirnya, Pendapatan yang dimiliki menjadi ludes secara tak terduga. Oleh karena itu, dalam mengatur pendapatan dari hasil kerja, setidaknya terlebih dahulu memperhitungkan akan hal –hal yang sudah menjadi prioritas dalam memenuhi kebutuhan hidup. Layaknya kebutuhan primer setiap bulan, kebutuhan harian, dan lainnya.

2. Tidak memiliki tujuan yang jelas
Tidak memiliki akan tujuan masa depan yang jelas, maka akan berpengaruh sekali terhadap jumlah pendapatan dari hasil kerja. Dimana perlunya memiliki target secara detail demi meraih kesuksesan diri, memang sangat dibutuhkan. Sehingga kiat dan semangat dalam mengatur keuangan dengan baik, akan bisa lebih teraplikasikan dengan mudah. Oleh karena itu, memiliki tujuan hidup yang terkonsep akan bisa mendongkrak diri untuk bertekad dalam mengelola keuangan dengan sebaik mungkin.

3. Kurang memiliki komitmen yang kuat
Dalam mengolah keuangan agar bisa teratur dan efektif, memang dibutuhkan sebuah komitmen yang kuat. Hal demikian karena sebuah komitmen kuat akan menjadikan diri untuk tidak mudah terpancing akan kehidupan mewah, Yang mana hanya menjadikan jumlah pengeluaran semakin banyak dan tak terkendali. Oleh karena itu, sebaiknya komitmen ini bisa ditumbuhkan, Agar dalam mengolah dan mengatur penghasilan bisa lebih terkontrol dengan baik.

4. Tidak membuat data anggaran secara detail
Semisal kurang memperhatikan akan adanya pengeluaran anggaran bulanan dan tahunan, sering kali membuat pengaturan pendapatan menjadi tidak bisa terkendali. Dimana tidak sedikit orang yang merasa kebingungan akan ke mana uang keluar, Yang dikarenakan tidak memiliki buku panduan dan catatan akan pengeluaran itu sendiri. Oleh karena itu, Membuat data / pendataan secara detail akan anggaran yang dikeluarkan memang sangat penting. Hal tersebut agar jumlah pemasukan dan pengeluaran dapat diatur dengan sebaik mungkin.

5. Hanya mengolah uang untuk jangka pendek
Perlu diketahui, bahwa mengolah uang atau penghasilan yang ada, tidaklah sekedar hanya untuk memenuhi kebutuhan harian, mingguan, dan bulanan. Akan tetapi perencanaan jangka panjang pun juga perlu dipikirkan. Sehingga dalam melakukan alokasi investasi agar hidup bisa lebih sejahtera, Bisa direncanakan dan dialokasikan secara tepat. Oleh karena itu, Mengalokasikan dana, baik itu dana dikeluarkan untuk memenuhi kebutuhan harian, mingguan, bulanan dan pengembangan untuk masa akan datang memang harus diatur dengan baik dan benar. Dengan begitu, keuangan akan bisa teratur dan berjalan secara tepat dan efektif.

6. Menyerahkan masalah investasi kepada salah satu pihak
image: propertyfasttrack.com
Semisal dalam sebuah keluarga yang di dalamnya terdapat sepasang suami dan istri, yang mana ketika dalam berinvestasi, kemudian menganggap bahwa sang suami lebih mengetahui mengenai hal seputar investasi, lalu istri menyerahkan semua urusan investasi tersebut kepada suami. Nah, sementara dalam mengolah keuangan dan dalam berinvestasi untuk masa depan, maka perkara tersebut harus dibutuhkan kerja sama antara suami dan istri. 

Sehingga alangkah baiknya bila sang istri tidak lepas tangan sepenuhnya, dan harus mengetahui tentang informasi umum mengenai investasi ini. Hal demikian agar keduanya ( suami - istri ) bisa saling kerja sama, dan ikut andil dalam urusan investasi demi menyongsong masa depan mereka berdua.

7. Melakukan investasi tanpa belajar
Selain dibutuhkan sebuah kerja sama, memiliki wawasan akan investasi juga sangat dibutuhkan. Dan tidak sedikit orang dalam mengolah keuangan mereka dalam berinvestasi, mereka cenderung yakin bahwa nilai pendapatan investasi adalah tetap. Namun ketika nilai pendapatan berinvestasi menurun bahkan menukik tajam, mereka cenderung tidak siap. Sehingga mereka terpaksa menjualnya di saat harga sedang anjlok. Nah, hal yang seperti ini menjadikan keuangan mereka semakin terpuruk. 

Padahal, Jika mereka mau lebih sabar menunggu sampai harganya stabil, bisa saja mereka akan mengalami keuntungan. Oleh karena itu, dalam mengatur keuangan ketika berinvestasi, setidaknya bisa belajar dan memahami secara gamblang mengenai investasi sebelum mengaplikasikannya.

8. Membeli produk investasi hanya karena mengikuti teman
Selalu hanya karena ikut-ikutan teman saja dalam membeli produk investasi, karena dirasa teman sedang senang untuk berinvestasi dengan alasan harga akan terus naik, maka hal demikian malah menjadikan pengaturan terhadap keuangan menjadi tidak normal, dan hasilnya pun tidak maksimal. Padahal, sebenarnya dalam melakukan investasi ini, haruslah berdasarkan kebutuhan masing-masing dan direncanakan dengan sebaik mungkin. Sehingga akan menjadikan pengaturan terhadap anggaran yang dimiliki bisa tetap teratur dengan baik.

9. Membeli asuransi hanya karena mengenal agen penjualnya
Biasanya tidak sedikit orang yang membeli asuransi yang hanya karena seorang teman atau anggota keluarga yang menjadi agen asuransi. Akan tetapi, setidaknya hal demikian perlu diperhatikan, bahwa di saat membeli asuransi, sudah menjadi suatu keharusan untuk menentukan akan berapa banyak kebutuhan yang dikeluarkan. Hal ini agar bisa mengontrol biaya keluarga dan anak mereka secara finansial. Layaknya membiayai anak-anak mereka sampai nantinya menjadi seorang independen secara finansial. Oleh karena itu, dalam membeli asuransi, setidaknya bisa diketahui akan jumlah uang pertanggungan, yang sekiranya juga bisa mencukupi kebutuhan yang ada.

10. Menunjuk anaknya yang masih di bawah umur, sebagai ahli waris asuransi
Memang sudah menjadi suatu harapan bagi orang tua, bahwa adanya uang pertanggungan dari asuransi bisa digunakan oleh anak-anak mereka kelak. Namun bila menunjuk anak-anak kita yang masih di bawah umur dan belum cakap hukum (21 tahun) sebagai ahli waris atas pertanggungan asuransi ketika adanya kondisi darurat, layaknya sakit berat, kritis dan lainnya, Maka anak-anak di bawah umur tidak dapat menerima uang pertanggungan dari asuransi tersebut. Sehingga hanya akan menjadikan pengeluaran adalah pendapatan yang sia-sia. Oleh karena itu, ada baiknya anda bisa menyertakan / menunjuk wali yang dianggap pantas dalam mengolah uang untuk anak-anak kita. 

11. Sering membeli barang  karena terpengaruh lingkungan
image: payoo.net
Seringkali membeli barang-barang, layaknya baju, tas, sepatu, namun hanya karena ingin selalu mengikuti trend dan lingkungan, sehingga jumlahnya pun sampai dapat melebihi anggaran belanja kebutuhan primer. Atau di sisi lain, Menggunakan anggaran kebutuhan primer untuk membeli kebutuhan trend di atas, maka hal demikian malah akan menjadikan uang tidak terkendali, bahkan ludes secara tak disangka. Oleh karena itu, Ada baiknya bila anda tidak terpengaruh untuk membeli barang-barang yang hanya mengikuti trend, yang mana tidak disesuaikan dengan kebutuhan yang diperlukan.

12. Menggunakan kredit, Namun tidak membayar tagihan secara penuh
Hanya membayar sejumlah pembayaran minimum ketika menggunakan kredit, maka akan malah meningkatkan jumlah bunga pada kartu kredit. Sehingga hal demikian akan menjadikan jumlah uang keluar semakin berlipat. Dan setidaknya ketika anda menggunakan kartu kredit, alangkah baiknya bila dalam membayar kartu kredit ini, dibayar secara penuh ketika mengalami jatuh tempo, Agar bunga yang ada tidak semakin tinggi.