Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Ketahui Tata Cara, Niat dan Waktu Shalat Idul Adha

Gambar: thoughtco
Hukum pelaksanaan shalat Idul Adha berdasarkan ketentuan yang telah disepakati oleh para Ulama’ yaitu Sunnah Muakkadah. Meski ada pula sebagian dari pendapat yang menghukumi bahwa mengerjakannya adalah sebuah kewajiban. Lebih menariknya, bagi setiap orang mukmin pasti sangat menanti-nantikan untuk shalat di hari besar ini bukan….? Shalat Idul Adha, termasuk ibadah mulia yang tak lepas dari hati para kaum muslimin. Berbanding lurus dengan keindahan sebelumnya, dimana kita semua tentu sudah mengerjakan sholat Idul Fitri. Kini alangkah baiknya juga mempersiapkan diri untuk merayakan hari besar Islam episode selanjutnya, yaitu Idul Adha. 

Menghiasinya dengan membaca takbir bersama - sama, menunaikan shalat, merampungkan penyembelihan hewan kurban, semua itu akan jadi penyejuk hati yang tak ternilai harganya. Bagaimana kalau kita masih bingung dalam hal pelaksanaan shalat Idul Adha..? kemudian bagaimana niat dan kapan waktu yang tepat untuk mengerjakannya...?

Jangan khawatir, mulailah menengok kembali tentang apa yang telah disyari’atkan berdasarkan tuntunan agama. Tidak berbeda jauh dengan pelaksanaan shalat Idul Fitri, jika ingin melakukan shalat Idul Adha, berikut beberapa hal yang perlu kita ketahui :

1. Tempat & Waktu Shalat Idul Adha
Shalat Idul Adha dikerjakan pada tanggal 10 bulan Dzulhijjah, mulai terbitnya matahari kira – kira setinggi tombak, sampai tibanya waktu Zawwal ( tergelincirnya matahari ). Untuk tempat pelaksanaannya, disunnahkan berada di tanah lapang, atau lapangan terbuka di luar masjid –sekiranya dapat menampung banyak orang.

Demikian itu merupakan sebuah tauladan yang diajarkan oleh Rasulullah SAW beserta para sahabat beliau. Dalam sebuah hadits diriwayatkan dari Abu Sa’id Al –khudri R.A, dia berkata : 

‘’ Rasulullah SAW keluar pada hari raya Idul Fitri dan Idul Adha ( untuk melakukan shalat ) menuju tanah lapang. Maka pertama kali yang beliau lakukan adalah shalat ’Ied, kemudian setelah beliau selesai ( shalat ) beliau berdiri (untuk berkhotbah) di hadapan kaum muslimin dan mereka ( tetap ) duduk di shaf-shaf mereka ‘’. ( H.R. Bukhari dan Muslim )

2. Tata Cara untuk Shalat Idul Adha
Shalat Idul Adha dilakukan sebanyak dua rakat dengan tata cara sebagai berikut :

a. Membaca Niat
Dalam menjalankan shalat Idul Adha, sebelumnya kita harus menata niat. Sementara untuk bacaan niatnya sebagai berikut :

أُصَلِّي رَكْعَتَيْنِ سُنَّةَ لعِيْدِ اْلأَضْحَى (مَأْمُوْمًا\إِمَامًا) لِلّهِ تَعَــــــــالَى  
Artinya: “ Aku berniat shalat sunnah Idul Adha dua rakaat (menjadi makmum/imam) karena Allah ta’ala. ”

b. Takbiratul Ihram 
Melakukan takbir pertama pada awal permulaan shalat  disertai niat (dalam hati) untuk shalat Idul Adha

c. Membaca do’a iftitah sebagaimana biasa dilakukan pada bacaan shalat biasanya

d. Membaca takbir ( disebut takbir Zawaid ). Yaitu 7  kali pada rakaat pertama, dan 5 kali pada rakaat kedua

Hal tersebut memang merujuk pada hadits Nabi, sebagaimana Rasulullah SAW menyerukan untuk takbir sebanyak tujuh kali ( pada rakaat pertama ), dan 5 kali ( rakaat kedua ) pada pelaksanaan shalat Idul Fitri sebelumnya. Dari sahabat Amr bin Syu'aib dari ayahnya, dari kakeknya R.Hum, berkata bahwa Rasulullah SAW bersabda :

 " Takbir di shalat Idul Fitri tujuh kali di rakaat pertama dan lima kali di rakaat yang kedua. Dan membaca ayat Al-Quran sesudah takbir pada keduanya” (HR Abu Daud ( 1018 ), sebagaimana dalam Shahih Sunan Abu Daud ).

Kemudian diperbolehkan pula mengangkat tangan saat takbir zawaid, sebagaimana dicontohkan oleh Ibnu Umar R.A, berdasarkan penjelasan ibnu Qoyyim dalam Al-Atsram : 151, “ Bahwasanya Ibnu Umar yang dikenal sangat meneladani Rasulullah SAW, mengangkat tangannya dalam setiap takbir ”. Namun ada pula yang tidak memperbolehkan mengangkat tangan, sebagaimana pendapat Imam Abu Hanifah dan Al Bhani, karena dianggap tidak ada riwayat hadits yang shahih. 

e. Membaca dzikir di sela – sela takbir zawaid
Berdasarkan hadits riwayat dari Ibnu Mas’ud dikatakan  : “ Di antara tiap – tiap takbir, hendaknya menyanjung dan memuji Allah SWT ”. Dikeluarkan oleh Al Baihaqi dan menurut Syaikh ‘Ali Hasan ‘Ali ‘Abdul Hamid bahwa sanad hadits kuat. 

Oleh karena itu, menurut pendapat Imam As-Syafi’I dan Imam Abu Hanifah mensunnahkan membaca dzikir dianatara takbir dengan menggunakan lafadz yang tidak ditentukan. Tapi sebagian pendapat ada yang tidak mensunnahkannya seperti Imam Malik dan Auza’I, karena dianggap tidak ada keterangan dari Rasulullah SAW yang menyatakan hal itu.
Untuk bacaan dzikir yaitu  : 

سُبْحَانَ اللهِ وَالْحَمْدُ لِلهِ وَلاَ إِلَهَ إِلاَّ اللهُ وَاللهُ أَكْبَرُ
Artinya: “ Maha Suci Allah, segala puji bagi Allah, tiada tuhan selain Allah, Allah maha besar. ”

f. Membaca surat Al – fatihah

g. Membaca sebagian surat dalam Al –Quran
Selanjutnya, mengenai bacaan ruku’, I’tidal, sujud, duduk diantara dua sujud dalam shalat Idul Adha, sama dengan gerakan shalat biasanya. Kemudian kembali berdiri untuk melakukan rakaat kedua dengan diawali kembali takbir sebanyak 5 kali, dan seterusnya sampai salam. Terakhir disunnahkan untuk mendengarkan khotbah hingga selesai.
Ditulis Oleh : Rah. W  /  Arbamedia