Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Keistimewaan Orang Beriman, Meski Tak Pernah Menjumpai Zaman Rasulullah

Gambar: indiatimes
Meyakini adanya Sang Pembawa Risalah dari Allah SWT sudah termasuk kewajiban bagi orang muslim sejagat. Kita sebagai hamba yang bersahaja, selayaknya kembali mengingat tentang perjuangan para utusan-Nya dalam menegakkan perintah agama. Lantas, bagaimana dengan kita yang tak pernah sama sekali bertatap muka dengan Baginda Rasul semasa hidup di Dunia, Bisakah kita semua di akhirat kelak akan berjumpa langsung dengan beliau ?

Bayangan akan sosok Nabi dan Rasul akhir zaman, terkadang juga diselimuti oleh berbagai macam pertanyaan yang mungkin masih terpendam dalam benak pikiran. Tapi meyakini adanya utusan Allah sudah menjadi  hukum wajib, guna menunaikan rukun Iman ke-3 bagi setiap umat Islam. Senantiasa kita harapkan untuk ingin bertemu langsung dengan Rasulullah, ternyata begitu pula yang beliau harapkan semasa hidupnya. 

Beriman bukan berarti kita harus bertemu langsung dengan sosok siapa yang kita imani. Tanpa bertemu pun, kita terus meyakini bahwa Rasulullah SAW merupakan sosok suri tauladan yang baik. Lalu bagaimana kita meyakini keberadaan beliau ? Kita tentu mengetahui, bahwa seluruh kabar mengenai beliau serta risalah yang dibawanya baik berupa Al-Quran maupun Sunah, tentu sudah cukup jadi bukti nyata. Inilah yang dimaksud oleh Rasulullah sebagai golongan yang diberikan berita gembira / balasan bagi siapa saja yang masih memegang teguh keimanannya mengenai sosok “ Muhammad SAW Sang Utusan Allah SWT ” di akhir zaman.

Lantas, Apa Balasan Bagi Orang Beriman Itu ?

Berdasarkan riwayat dikeluarkan oleh Abu Ya’la dari perawinya sahabat Umar bin Khattab r.a, katanya : Saya sedang duduk bersama Rasulullah SAW, kemudian beliau bersabda, “ Beritahukan kepadaku mengenai orang – orang yang lebih utama dari segi keimanan.”
Kemudian para sahabat pun menjawab : “ Mereka adalah malaikat – malaikat Allah SWT. ” Rasulullah bersabda : “ Memang mereka diciptakan menjadi demikian, dan tidak ada siapa pun atau apa pun yang menghalangi mereka dari demikian itu. Sesungguhnya Allah telah mengaruniakan mereka dengan martabat yang sesuai untuk itu, tapi yang aku maksud selain dari pada mereka.”

Para sahabat menjawab : “ Wahai Rasulullah, para Nabi yang dimuliakan oleh Allah SWT dengan risalah dan nubuwah-Nya ”. Maka Rasulullah bersabda “ Mereka memang diciptakan untuk menjadi demikian, sehingga tidak ada siapa pun atau apa pun yang dapat menghalangi mereka dari itu semua. Sesungguhnya Allah telah memberikan karunia kepada mereka dengan satu martabat sesuai untuk itu. Namun yang ku maksud selain mereka.”

Selanjutnya para sahabat pun menjawab bahwa para Suhada’lah yang diberikan keimanan lebih utama. Tapi Nabi SAW tetap menyabdakan perihal sama, yakni yang beliau maksud bukanlah itu. Seketika itu, Para sahabat mulai bertanya : “ Jika demikian siapakah mereka itu, ya Rasulullah..? ”

Rasulullah SAW menjawab : “ Mereka adalah satu golongan yang akan datang setelahku, mereka beriman kepadaku meski mereka tidak bertemu denganku. Mereka membenarkanku walaupun mereka belum pernah melihatku. Dan mereka menemui kereta yang tergantung ( Al-Qur’an ), mereka mengetahui tentang apa yang terdapat di dalamnya. Mereka itulah orang –orang paling utama dalam segi keimanan. 

Inilah balasan / keistimewaan orang beriman, meski tak pernah menjumpai zaman Rasulullah :

1. Memiliki Tingkat Keimanan Paling Utama
Orang beriman pastinya akan dijanjikan oleh Allah sebuah kebahagiaan serta keberuntungan dalam hidupnya. Itu semua merupakan balasan / ganjaran dari semua ketaatan mereka kepada Allah SWT. Bahkan, jika kita sebagai umat yang meski belum pernah bertemu langsung dengan Rasulullah SAW atau menemui zaman beliau, maka balasannya yaitu menjadi golongan orang yang memiliki tingkatan paling utama dari segi keimanan. Yakni tidak goyah dalam menjalankan perilaku yang beliau ( Rasul ) contohkan, membenarkan risalahnya, serta  mengamalkan segala apa yang terdapat dalam ayat suci Al – Quran dan Sunahnya. 

2. Orang yang Diharapkan Sebagai Saudara Rasulullah SAW
Dalam sebuah hadits diriwayatkan oleh  Imam Ahmad Dan Abu Ya’la, bahwa Rasulullah SAW bersabda : “ Bilakah aku akan bertemu dengan saudara –saudaraku yang beriman denganku meski mereka tidak pernah melihatku. ” Lalu para sahabat bertanya , “ Wahai Rasulullah, bahkan kami merupakan saudara – saudara engkau. ” Rasulullah SAW bersabda, “ Kalian adalah sahabat – sahabatku. Saudara – saudaraku adalah mereka orang yang beriman kepadaku dalam keadaan mereka tidak pernah melihatku.”  Sedangkan menurut riwayat Imam Ahmad yang lain dari sahabat Anas r.a, katanya : Nabi. SAW bersabda : “ Aku sangat suka bertemu dengan saudara – saudaraku yang beriman kepadaku meski tidak pernah melihatku. ”

Untuk menjadi orang yang beriman kepada Allah SWT namun jauh dari bimbingan Rasulullah SAW secara langsung, mungkin sempat membuat pikiran menjadi sedikit ragu. Tapi janganlah bimbang sobat, karena banyak ulama’ sebagai pewarisnya dapat dijadikan pembimbing kita semua, sehingga bisa bersama – sama menuju jalan yang diridhoi Allah. Sekalipun kita jauh dari zaman Rasulullah, tetaplah kita masih mendapat kabar gembira dari beliau. 
Ditulis Oleh : Arbamedia  /  Rah. W