Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

4 Keutamaan Puasa Sunnah Tarwiyah dan Arafah

Gambar: esq-news
Sebelum menuju hari besar Islam Idul Adha, sebagai orang beriman kita pasti sering kali mendengar, bahwa terdapat puasa sunnah yang sebaiknya tidak boleh dilewatkan. Yaitu puasa Tarwiyah dan Arafah, lebih tepatnya ibadah mulia ini dilakukan pada hari ke delapan sampai kesembilan bulan Dzulhijjah. Bilamana bagi Shohibul Qurban harus mempersiapkan hewan kurban mereka, di lain sisi tentu juga akan berbondong – bondong menyiapkan makanan untuk sahur dan berbuka puasa –saat tibanya kedua hari yang dimuliakan ini.

Tidak hanya pahala kebaikan jika gemar untuk melaksanakan puasa Tarwiyah maupun Arafah, melainkan ada beberapa keutamaan yang bakal kita dapatkan. Alangkah baiknya kalau kita semua tidak hanya menanti hari besar Islam itu, sehingga dalam rangka memuliakannya juga tak lupa mengisi amalan – amalan baik –seperti berpuasa saat menjelang kedatangannya.

Lantas, apa sajakah fadhilah / keutamaan dari puasa Tarwiyah dan Arafah tersebut ?

1. Mengamalkan Perbuatan yang Lebih Disukai Allah
Pada sepuluh hari pertama bulan Dzulhijjah ternyata merupakan hari yang dimuliakan. Lebih baiknya kita meluangkan waktu untuk melakukan amal kebaikan, seperti memperbanyak dzikir, bersedekah, menyantuni anak yatim dan fakir miskin, maupun mengerjakan ibadah – ibadah sunnah lainnya. Maka hal itu akan menjadi amalan yang lebih disukai oleh Allah SWT. Pastinya puasa Tarwiyah dan Arafah juga terletak di hari tersebut bukan…? Oleh karena itu, kita tidak boleh melewatkan begitu saja momen penting satu ini. Selain agar memperoleh berbagai keutamaannya,  janganlah terputus untuk berbuat kebaikan di hari yang diberkati tersebut.

2. Melakukan Ibadah yang Lebih Baik dari Jihad 
Selain menjadi hari yang diutamakan, berdasarkan hadits Nabi diriwayatkan dari Ibnu Abbas R.A, bahwa Rasulullah SAW telah bersabda : “ Tidak ada perbuatan yang lebih disukai oleh Allah SWT, dari pada perbuatan baik yang dilakukan pada sepuluh hari pertama di bulan Dzulhijjah. Para sahabat Nabi bertanya : Ya Rasulullah! Walaupun jihad di jalan Allah? Rasulullah Bersabda : Walau jihad di jalan Allah kecuali seorang lelaki yang keluar dengan dirinya dan harta bendanya, kemudian tidak kembali selama-lamanya ( menjadi syahid ).” ( H.R. Imam Bukhari - Shahih )

Berpuasa di hari Arafah dan Tarwiyah merupakan ibadah sunnah. Barang siapa yang mengerjakannya, maka ia akan mendapatkan pahala. Sebaliknya, bagi siapa saja yang meninggalkannya, juga tidak dibebani dosa. Berpuasa Tarwiyah dan Arafah merupakan perbuatan mulia yang terhitung ibadah, apalagi dikerjakan pada hari yang diutamakan pula. Jadi berpuasa dua hari sebelum datangnya hari raya Idul Adha tersebut, juga memiliki keutamaan sebagai perbuatan yang lebih baik dari jihad di jalan Allah SWT. 

3. Mendapat Keberkahan Pada Hari yang Dimuliakan
Tidak lepas dari sepuluh hari pertama bulan Dzulhijjah, keberkahan pada hari tersebut bisa diperoleh bagi siapa saja yang menghiasinya dengan perbuatan terpuji. Termasuk bagi orang yang berpuasa, baik di hari Arafah maupun Tarwiyah.

4. Mendapat Pengampunan Dosa
Puasa Arafah juga bisa mendatangkan keutamaan, yakni menjadi hari pengampunan dosa dari apa – apa yang dilakukan di masa lampau. Dijelaskan dalam sabda Rasulullah SAW, dari Abu Qatadah R.A, bahwasanya Nabi SAW bersabda : “ Puasa hari Arafah dapat menghapuskan dosa dua tahun yang telah lepas dan akan datang, dan puasa Assyura ( 10 Muharram) menghapuskan dosa setahun yang lepas.” ( H.R. Muslim, sebagaimana juga diriwayatkan oleh Imam Ahmad dan Abu Daud ).

Catatan : Untuk masalah kesahihan hadits, dikatakan bahwa hadits tersebut dhoif karena kurang memiliki periwayatan yang kuat. Tapi para Ulama’ telah membolehkan menukil hadits yang Dho’if –ketika diterapkan dalam rangka Fadhailul A’mal ( hanya sekadar ingin memperoleh keutamaannya ), bukan berkaitan mengenai permasalahan Hukum dan Aqidah.
Ditulis Oleh : Arbamedia  /  Ar. M